Gigi lepas adalah terlepasnya gigi dari soket tempatnya tertanam. Jika gigi susunya sudah hilang, masih bisa diganti dengan gigi permanen, jadi tidak berakhir gigi ompong. Namun, jika gigi yang hilang adalah gigi permanen, tidak ada penggantian gigi selain menggunakan gigi palsu.
Ada berbagai penyebab gigi lepas, mulai dari penyebab alami, penyakit, cedera atau benturan. Ketika gigi Kamu terlepas dari soketnya, itu harus segera dirawat. Dalam beberapa kasus, gigi yang lepas dapat dimasukkan kembali ke dalam soket.
Penyebab Gigi Lepas
Ada berbagai macam penyebab gigi lepas, berikut ini penjelasan yang kami kutip dari sehatq.com.
-
Penyebab Alami
Ketika anak mencapai usia tertentu, gigi susu secara alami akan lepas dengan sendirinya. Setiap jenis gigi sudah memiliki jadwal rontoknya sendiri. Misalnya, gigi seri biasanya lepas pada usia 6-7 tahun, sedangkan gigi susu taring baru rontok pada usia sekitar 12 tahun.
Biasanya gigi susu yang lepas akan digantikan oleh gigi permanen yang benihnya telah tertanam di gusi sejak bayi. Namun, beberapa orang tidak memiliki gigi permanen. Kondisi ini disebut agenesis.
-
Karena Komplikasi Penyakit
Penyakit paling umum yang dapat menyebabkan gigi lepas adalah periodontitis, atau peradangan pada jaringan penyangga gigi. Ini terjadi karena adanya infeksi bakteri diakibatkan karang gigi yang menumpuk dan tidak pernah dibersihkan.
Ketika seseorang menderita periodontitis, gusi hingga tulang yang merupakan tempat menopang gigi akan rusak sehingga lama kelamaan menyusut dan menyebabkan gigi kehilangan cengkeramannya hingga gigi goyah dan lepas.
Selain periodontitis, penyakit seperti diabetes juga bisa memicu goyangnya gigi dan rontok secara spontan.
-
Cedera atau Benturan
Gigi yang mengalami dislokasi akibat benturan atau cedera dikenal sebagai avulsi gigi. Pukulan keras menghilangkan perlekatan gigi di soket, sehingga akan lepas dengan sendirinya. Gigi mungkin rontok utuh atau sedikit patah atau bahkan hancur.
Bagaimana Cara Penanganannya?
Jika gigi yang hilang adalah gigi sulung, tidak diperlukan perawatan lebih lanjut kecuali gigi tersebut lepas lebih awal.
Jika hal ini terjadi pada si kecil, sebaiknya konsultasikan ke dokter gigi untuk tindakan lebih lanjut, karena jika gigi susu lebih cepat rontok, dapat mengganggu gigi tetap di kemudian hari.
Sementara itu, langkah-langkah berikut harus diambil untuk gigi yang telah dipindahkan karena alasan lain:
1. Temukan dan Bersihkan Gigi yang Hilang
Saat gigi lepas, segera cabut gigi tersebut dari permukaan benda yang terkena. Kamu hanya boleh memegang gigi di bagian mahkota.
Hindari rooting gigi karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga gigi tidak dapat menempel kembali pada gusi setelah ditanamkan.
Jika gigi kotor karena kotoran atau debu, cucilah sebentar dengan air (tidak lebih dari 10 detik)
2. Masukkan Kembali Gigi ke Soketnya
Kemudian, jika memungkinkan, kembalikan gigi ke posisi semula dan tahan dengan lidah Kamu agar gigi tidak rontok lagi. Segera ke dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.
Jika gigi tidak dapat dikembalikan ke posisi semula, tempatkan gigi dalam wadah yang diisi dengan susu atau air liur Kamu sendiri.
Ini harus dirawat sesegera mungkin (idealnya kurang dari 30 menit setelah gigi lepas) sebelum gigi dapat dimasukkan kembali ke dalam soket.
Jika gigi keluar dari mulut selama lebih dari 30 menit, kerusakan ligamen periodontal hampir pasti terjadi dan kemungkinan besar akan terjadi resorpsi.
3. Perawatan Lebih Lanjut
Setelah gigi berhasil dimasukkan kembali ke dalam soketnya, dokter dapat melakukan perawatan splinting, yaitu merekatkan gigi yang telah ditanam dengan kawat atau serat khusus (fiber) yang diikat pada gigi sampingnya yang masih kuat cengkeramannya.
Splint biasanya dilepas setelah 10 hari. Selanjutnya, dokter akan memeriksa kembali apakah gigi yang ditanamkan goyang dan apakah gigi tersebut masih hidup (tes vitalitas).
Jika ditentukan dari tes vitalitas bahwa gigi tersebut masih hidup, maka implantasi gigi dianggap berhasil. Idealnya, rontgen gigi dapat dievaluasi pada bulan pertama, ketiga, dan keenam.
Jika ada tanda proses peradangan, dapat dihentikan dengan perawatan saluran akar (PSA).
Jika gigi tidak dapat bertahan setelah 10 hari, hampir tidak mungkin untuk membentuk pembuluh darah baru, sehingga perawatan saluran akar dan evaluasi sinar-X diperlukan.
Perhatikan bahwa tidak semua gigi yang lepas dapat ditanam kembali ke dalam gusi. Penanganan selanjutnya yang dapat dilakukan pada kasus tersebut adalah dengan membuat prostesis.
Daftar Isi